NAMA :
IIN FEBRI KUSUMA WARDANI
NIM : 175231160
KELAS/JURUSAN : 1 D/ PERBANKAN SYARIAH
KUNCI
SYURGA DI DESA TERPENCIL
“MASJID
MIFTAKHUL JANNAH”
(Desa
wonotolo, Kec.Gondang, Kab.Sragen)
Untuk mencapai hasil yang maksimal di perlukan kerja
keras yang maksimai pula. Ketika kita lengah kita pasti akan tertinggal jauh
karena pada dasarnya masyarakat kini sudah terpaku pada alat elektronik seperti
hp, tv, laptop, dll. Namun di zaman yang semakin modern ini masih banyak orang
yang membutuhkan orang lain untuk mengorek informasi yang semestinya. Karena
alat-alat elektronik tersebut di buat oleh manusia jadi tinggal manusia itu
sendiri mau menggunakan untuk hal positif atau negative. Kini saya mencoba
mewawancarai seorang tokoh agama di sebuah desa di kota sragen.
Saat ini aku sedang mendapat tugas dari salah satu
dosen IAIN SURAKARTA untuk meneliti salah sattu masjid yang ada di sebuah desa.
Lalu aku memilih salah satu masjid yang letaknya tak jauh dari desaku. Tak
menyangka banyak sekali hal yang selama ini tidak kusadari keberadaan
kebudayaan islam yang tak semua desa menjalani berbagai kebudayaan, dan
ritual-ritual yang ada di desa tersebut. Aku mendatangi rumah seorang ustad
yang tidak lain adalah salah satu tokoh agama yang berhasil mencetak
generasi-generasi ustad-ustad muda di desa tersebut. Beliau bernama ustad Banun
Yuhdi.
Di sebuah desa di daerah sragen jawa tengah tepatnya
di desa wonotolo, gondang, sragen menyimpan banyak sekali sejarah dan kebudayaan
yang sampai ini masih dilestarikan oleh
warganya. Di daerah tersebut terdapat sebuah masjid yang bernama masjid miftakhul jannah. Masjid tersebut di bangun pada tahun 1994
oleh warga wonotolo. Pembangunan Masjid
tersebut digagas oleh seorang tokoh agama yang bernama ustad banun yuhdi.
Beliau adalah orang yang pertama kali menggagas pembangunan masjid miftakhul
jannah. Beliau meminta pertimbangan kepada kepala desa dan akhirnya disetujui
oleh kepala desa wonotolo.
Pembangunan masjid tersebut hanya mendapat mendapat
subsidi dari pemerintah desa sebesar Rp. 5000.000. setelah rapat dengan warga
desa yang lain maka terjadi kesepakatan bahwa kekurangan dana itu akan di
tanggung oleh warga desa. Lalu pembangunan masjid tersebut berjalan kurang
lebih hanya sekitar 6 bulan lamanya karena di kerjakan oleh semua warga desa
baik pria maupun wanita. Mereka bergotong royong membangu masjid mereka. Berbagai
kendala seperti tenaga ahli, tenaga kerja, dan bahan bangunan sedikit teratasi karena warga desa wonotolo
sadar akan pentingnya masjid.
Mereka berbondong-bondong membangun masjid,
untungnya dari satu desa juga terdapat tukang kayu dan tukang bangunan yang
bersedia ikut berpartisipasi dalam pembangunan masjid tersebut tanpa mengharap
imbalan. Para petinggi desa dan masyarakat yang di anggap mampu juga ikut
menyumbangkan sedikit hartanya untuk pembangunan masjid ini. Mereka dengan
ikhlas ikut membantu dengan materi demi tegaknya masjid miftakhul jannah. Ada
beberapa alasan lain pembangunan masjid tersebut, yaitu selain di desa tersebut
belum ada masjid, ketika idul adha maupun idul fitri warga desa wonotolo harus
ke masjid desa sebelah yang jaraknya tidak dekat. Maka dari itu semua warga
desa wonotolo sangat antusias pada pembangunan masjid tersebut.
Tak hanya untuk sholat berjamaah masjid tersebut
juga berfungsi sebagai tempat mengaji anak-anak atau yang di sebut TPA. Orang
yang mendirikan TPA di masjid tersebut juga ustad banun yuhdi. Beliau dengan
sabar mengajar anak-anak yang ada di desa tersebut sampai sekarang. Bahkan
ustad banun yuhdi juga membentuk pengajian-pengajian yang jamaahnya adalah
ibu-ibu yang ada di desa wonotolo. Banyak orang yang sholat berjamaah di masjid
ini khusunya adalah para lansia namun sayangnya tak banyak pemuda yang aktif
dalam kegiatan masjid.
Melihat kondisi ini ustad banun yuhdi bergagasan
untuk menumbuhkan kembali rasa kepedulian pemuda yang ada di desa wonotolo
dengan mengadakan yasinan khusus untuk pemuda. Lalu kegiatan tersebut berjalan
hingga bertahun-tahun hingga banyak jamaah pemudi yang sudah menikah. Meskipun
begitu setelah anak-anak mereka besar mereke kembali ikut pengjian rutin
yasinan tersebut, sampai sekarang rutinitas setiap minggu itu masih berlanjut.
Selain itu mereka juga menitipkan anak-anak mereka ke TPA agar mendapat
pelajaran islami. Selain yasinan kegiatan rutin lainnya yaitu adalah mujahadah.
Kegiatan mujahadah tersebut diadakan setiap akhir
bulan. Kegiatan ini banyak mengundang simpati warga karena kegiatan ini di
harapkan bisa memper erat ukhwah islamiyah terhadap sesama muslim. Selain itu
kebersamaan dalam acara ini juga dapat menumbuhkan rasa simpati dan empati
masyarakat terhadap masyarakat lain. Kegiatan ini dapat dibilang cukup unik,
karena masing-masing dari warga membawa nasi bungkus dari rumah masing-masing
dengan berbagai varian lauk pauk. Meski begitu panitia masjid tetap menyediakan
sedikit nasi bungkus untuk menghindari warga yang kekurangan nasi bungkus.
Tak hanya nasi bungkus panitia masjid juga
menyediakan berbagai minuman seperti es teh, teh hangat, dawet, dan es buah.
Kegiatan ini berlangsung dari sekitar jam 3 sore sampai ba’da magrib. Setelah
warga terkumpul lalu makanan yang mereka bawa dikumpulkan pada sebuah meja yang
di sediakan panitia. Setelah itu warga masuk ke masjid dan berdzikir bersama.
Dzikir tersebut di selingi oleh hadroh yang di mainkan oleh anak-anak TPA
bimbingan ustad banun yuhdi.
Dzikir tersebut di pimpin langsung oleh ustad banun
yuhdi dan rekan-rekan. Setelah dzikir tersebut selesai, panitia membagikan nasi
bungkus yang di bawa oleh warga tersebut secara acak. Jadi mereka bisa
menikmati masakan tetangga mereka sendiri. Inti dari diadakan kegiatan-kegiatan
ini adalah untuk menyambung tali silaturahim antar warga wonotolo dan dengan
diadakan kegiatan ini masyarakat menjadi bertambah ilmu, bertambah pengetahuan
dan bertambah keimanan kepada Allah. Karena dengan di adakan acara ini mau
tidak mau masyarakat wonotolo menjadi lebih sering bersholawat dan berdzikir
kepada Allah. Selain itu mereka akan sadar bahwa hidup mereka tidak lain hanya
untuk menyembah Allah.
Selain mujahadah dan yasinan di desa ini juga
terdapat kegiatan rutinan lain yaitu pengajian muslim dan muslimat NU ranting
wonotolo. Kegiatan ini diadakan pada awal bulan. Kegiatan ini diadakan karena
basis desa wonotolo adalah islam NU, mereka menganut islam NU. Sehingga banyak
acara-acara yang berbau NU di desa tersebut. Orang yang menegakkan islam NU di
desa ini adalh ustad banun yuhdi.
Segala sesuatu yang berbau islam di desa ini tak
lepas dari jasa ustad banun Karena beliaulah ustad pertama di desa ini sebelum
beliau mengajar TPA hingga melahirkan ustad-ustad muda baru di desa ini yang
tidak kalah perannya dari ustad banun. Selain kekompakan dalam beribadah,
ibu-ibu di desa ini khusunya para jamaah yasin dan dzikrullah mempunyai
kegiatan rutin lain seperti kerja bakti setiap hari kamis pagi mereka
membersihkan masjid dari menyapu lantai, mengepel, mencuci keset, menguras bak
air dan membersihkan kamar mandi dan halaman masjid. Kegiatan ini sudah
berlangsung lama sekali. Sudah hamper 3 tahun. Maksud dari kegiatan ini adalah
selain untuk mendorong masyarakat agar beramal jariyah juga untuk mengenalkan
kepada masyarakat bahwa kita perlu bukti nyata bahwa kebersihan merupakan
sebagian dari iman, maka kita perlu mengamalkan hadis tersebut sebagai umat
islam dan jamaah yasin.
Sealian mengelola anak-anak TPA, ibu-ibu jamaah
yasin, dan pemuda pemudi ustad banun juga membimbing ustad-ustad muda untuk
berlatih menyampaikan tausiyah agar mereka menjadi percaya diri. Setiap malam
selasa mereka berkumpul di masjid untuk belajar memberikan tausiyah kepada
jamaah magrib dan isya’ di masjid miftakhul jannah. Mereka di latih untuk
terbiasa berbicara di tempat umum. Karena pada dasarnya ustad harus bisa public
speaking. Kebiasaan baik ini ditiru oleh warga desa lain, di berbagai acara
mereka tak lupa mengundang ustad banun sebagai seorang pembicara atau sekedar
memberikan tausiyah kepada masyarakat. Karena kerendahan hati beliau banyak
orang yang mengenal beliau adalah orang yang baik, ramah dan sopan kepada
masyarakat lain.
Beliau jarang sekali menykiti hati tetangga-tetangga
beliau karena itulah setiap kali beliau ada masalah warga lain selalu siap
sedia membantu. Itulah gunanya menjadi tetangga, ketika saling membutuhkan kita
selalu ada untuk warga lain, dan setiap perbuatan baik pasti juga akan berbuah
manis jadi berbuat baiklah kepada sesame agar kelak kita juga mendapat kebaikan
dari orang yang tak di sangka-sangka. Karena Allah selalu membantu hambanya
lewat apa saja dan siapa saja. Karena pada dasarnya setiap manusia di ciptakan
memang saling membutuhkan satu sama lain. Dengan ini saya akan lebih tau
tentang arti tolong menolong antar sesame umat manusia.
Ustad banun dapat menjadi panutan untuk kita. Beliau
tidaklah sosok yang berlebihan beliau adalah orang yang seadanya dan sangat
sederhana. Beliau adalah orang yang jujur dan murah senyum. Beliau juga tidak
pelit akan ilmu-ilmu yang beliau punya. Beliau selalu membagi ilmu tentang
apapun termasuk tentang berdagang. Beliau adalah seorang pedagan the herbal dan
sekarang ini beliau juga hamper merambah di pertanian dan peternakan.
Beliau mempunyai satu hektar sawah. sawah tersebut
merupakan warisan dari orang tuanya. Lalu beliau mempunyai dua ekor sapi, sapi
tersebut dibelinya sendiri dan di rawat oleh ustad banun dan juga istri. Selain
itu beliau juga menanam berbagai macam sayur di sawah tersebu di sengkedan atau
sela-sela sawah. Beliau juga aktif dalam bekam dan sebagainya. Banyak sekali
orang yang mempercayai bahwa the herbal tersebut dapat meringankan banyak
penyakit.
Beliau tetaplah orang yang rendah hati. Sampai
kesederhanaan itu ditiru oleh salah satu murid di TPA yang sekarang ini sudah
mejadi ustad muda di kampung ini. Dia bernama ustad abi musa yang tidak lain
adalah anak dari ustad banun sendiri. Ustad abi musa masih belajar di sebuah
pesantren di magelang. Ustad abi musa hamper mirip dengan ayahnya yang
mempunyai sikap rendah hati, tidak sombong, penyabar, dan sederhana.
Ustad abi musa ini lah yang menjadi salah satu
pelopor dan mengajak anak-anak TPA asuhan ayahnya untuk belajar hadroh hingga
akhirnya grup hadroh itu terbentu dan sampai sekarang masih ada. Grup tersebut
di beri nama dengan al-amin. Grup tersebut hanya sekitar delapan orang saja,
karena keterbatasan alat music. Sebenarnya jika ada dana masyarakat desa ini
ingin membeli alat music hadroh lengkap tetapi perekonomian kas di masjid sedng
menurun untuk beberpa tahun ini, maka dari itu grup hadroh ini belum lengkap. Namun
hal ini tak mematahkan semangat para santri untuk belajar bersama ustad abi
musa karena beliau adalah salah satu pengajar yang sabar kepada muridnya.
Murid-murid beliu akhirnya berhasil menguasai
alat-alat music tersebut dengan cepat berkat kesabaran dan ketelatenan beliau.
Namun saat ini beliau sedang meneruskan mencari ilmu di pondok pesantren yang
ada di magelang. Selain banyak kegiatan-kegiatan dan tokoh-tokoh agama yang
berada di desa tersebut ternyata desa tersebut juga belum lepas dari adat jawa
yang kadang melenceng dari budaya islam. Salah satunya adalah di samping masjid
miftakhul jannah terdapat pohon widara yang sudah sangat tua dan di keramatkan
oleh warga yang masih percaya oleh hal-hal yang berbau mistis tersebut.
Selain itu pohon tersebut juga sering di datangi dan
untuk acara sesajen yang di pimpin oleh tetua desa yang sudah sangat sepuh.
Walaupun kedua hal tersebut sangat bertolak belakang namun warga desa wonotolo
sangat menghargai satu sama lain. Selain memberi sesajen dan berbagai ritual di
pohon widara tersebut terdapat lagi kegiatan yang mana kegiatan tersebut
memberi sesajen di kuburan atau yang sering di sebut dengan nyadran. Hal-hal
seperti itu memang yang ingin di hapuskan oleh ustad banun di desa ini namun
memberi pengertian pada warga yang masih percaya akan hal-hal mistis bukanlah
suatu perkara yang mudah. Mereka harus ekstra hati-hati agar tidak terdapat
perpecahan antar warga.
Tak sampai disitu, setiap akan melakukan panen warga
yang masih percaya akan hal mistis melakukan ritual yang di sebut methyl, yaitu
sebagai rasa syukur kepada dewi sri yaitu dewi kesuburan karena telah
memberikan panen kepada masyarakat padahal jelas bahwa segala macam rezeki,
maut, dan jodoh. Adalah rahasia Allah SWT. Maka dari itu para tokoh agama yang
ada di desa ini berusaha keras untuk sedikit demi sedikit mengikis kebiasaan
masyarakat wonotolo yang di anggap melenceng dari ajaran islam. Mereka berusaha
dengan mengajak para warga khususnya ibu-ibu dan bapak-bapak untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan masjid seperti ketika hari kurban sampai zakat fitrah, mereka
di minta ikut berbaur dengan jamaah lain meskipun mereka tidak mengikuti jamaah
yasin.
Diharapkan dengan ini mereka bisa merubah sikap
mereka dari yang tidak perduli dengan kegiatan-kegiatan masjid dan ikut jamaah
yasin sehingga bisa sedikit demi sedikit meninggalkan kemusrikan yang mereka
lakukan karena sejatinya jodoh, maut dan rezeki hanyalah rahasia Allah kita
sebagai manusia tidak pantas mendahului kodradnya. Dengan banyak cerita di
sebuah desa di kota sragen ini menyadarkan kita bahwa berjihad tidaklah mudah,
kita butuh dukungan dan kerja keras yang lebih untuk mencapai hasil yang
maksimal. Dengan begitu kita juga akan mendapat hasil yang maksimal. Banyak
tokoh agama pun juga akan mempengaruhi banyak atau tidaknya sbuah kaum muslim
yang ada di sebuah desa. Karena mereka bisa saja menyepelekan satu tokoh agama
namun jika tokoh agama lebih dari satu maka mereka akan semakin yakin bahwa
agama yang dibawa oleh tokoh agama tersebut memanglah baik karena selain banyak
pengikut ketika ada saudara kita yang salah jala kita wajib mengingatkan karena
itu kewajiban setiap muslim untuk saling mengingatkan.
Behasil atau tidaknya suatu pejuangan terletak pada
niat hati kita masing-masing. Karena setiap orang menafsirkan syiar dengan
banyak kalimat salah satunya adalah memberi tahu jalan yang benar. Dan ttidak
semua orang bisa menerima itu. Seorang yang teguh pendiran pun juga sangat
penting untuk syiar agama karena orang akan mudah percaya apabila kita teguh
pendirian seperti yang di cerminkan oleh ustad banun yuhdi, beliau teguh dengan
pendirian untuk menjadikan desa ini sebagai desa yang islami dan jauh dari
kemusrikan agar semua warganya bisa bersama-sama masuk dalam syurga Allah SWT. Menurud
ustad banun yuhdi, peran dari pemimpin desa juga sangat penting untuk
kelangsungan masyarakat islami yang ada di desa ini. Karena lewat pemimpin bisa
menjadi cermin untuk masyarakatnya.
Jadi banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari
wawancara kita di desa wonotolo ini. Salah satunya adalah berjuang sampai akhir
hayat untuk kebaikan, karena sesuatu yang baik memanglah harus di perjuangkan
karena kalau kita tahu hal itu sakah tetapi kita membiarkan saudara kita
melakukan dosa itu kita juga ikut dossa dan kita sama saja menjerumuskan
saudara kita sendiri ke lubang neraka jahannam bersama kita. Selanjutnya
pelajaran yang dapat saya ambil lagi yaitu tentang kesabaran dan ketekunan.
Karena salah satu modal makhluk hidup yang sukses adalah kesabaran dan
ketekunan. Kesabaran dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT dan tekun dalam
mengerjakan kebaikan walaupun masalah yang kita hadapi akan lebih besar namun
itulah hidup, selalu akan ada tantangan yang mnhadang namun sejatinya kita
sebagai manusia memang hanya bisa mengeluh namun selain itu kita masih bisa
berusaha agar apa yang kita inginkan bisa tercapai sesiai dengan semestinya.
Pada kisah-kisah ini kita bisa menyimpulkan bahwa
sesuatu yang awalnya terpaksa lama kelamaan akan menjadi terbiasa dan bahkan
akan menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk kita tinggalkan karena sudah
melekat pada hidup kita sehari-hari. Kebiasaan yang perlu kita terapkan adalah
kegiatan yang baik, positif dan bermanfaat untuk hidup kita agar kelak kita
bisa mendapat kesuksesan bukan hanya di dunia namun juga di akhirat. Banyak
orang salah mengartikan dengan kekerasan ataupun saling bunuh membunuh karena
sejatinya kini kita hidup dalam lingkup NKRI yang sangat menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan bukan malah semena-mena terhadap apa yang kita anggap salah.
Karena apapun yang kita anggap salah juga belum tentu salah dan apa yang kita
anggap benar belum tentu benar karena penilaian setiap manusia tidaklah sama.
Setelah berbagai pelajaran hidup ini semoga kita bisa mengambil hikmahnya.